Kamis, 09 April 2020

Sebuah Jurnal #27


Selamat Jalan


Dok. Pribadi
Sebuah catatan
Sebuah perjalanan
Sebuah perpisahan
Rangkaian kata
Kerangka harapan
Sekuntum doa
Jejak nestapa
Seberkas cahaya cita-cita

Beraduk jadi adonan
Himpunan kalimat sajak
Angka-angka Matematika
Dialektika Sosial
Jemari peradaban
Lenggang begitu saja dihadapan kematian
Semuanya sirna
Harapan kini tinggal doa doa peratapan
Semoga diterima disisi Sang Kuasa
Kabar duka memang belum sempat
menerka air mata
namun hati dan pikiran melayang entah kemana
seorang kawan lama seperjungan
harus rela kehilangan sosok kang mas
aku kenal baik kang masnya itu
seorang pendiam dan pesabar
aku turut berduka cita
karena aku sadari kami berdua
masih satu almamater
kesedihan mungkin mengambil alih kemudi
itu taka pa
tapi jangan sampai berlarut cukup sebantar saja
cita-cita yang kami bangun
meski kandas di tengah jalan
rencana-rencana telah kami susun
sekali lagi meski kami ubah
masa muda memang masa yang idamkan
bercengkrama dengan kawan satu kosan
video call dengan keluarga
hidup mandiri di tanah perantauan
momen-momen yang diharapkan
juga meski diingat
yang namanya kehidupan
bisa berhenti kapanpun itu
dimanapun itu
kita meski belajar merelakan
berdoa demi kebajikanya
semoga Tuhan Ridho merawatnya
dengan Ar rahimnya
semoga saja 
kita hanya bisa berdoa
dan berdoa
Bojonegoro, 09 April 2020
Ahmad Choirul Annas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar