Senin, 05 April 2021

Sebuah Jurnal #46

 Kakek Tua Tunanetra



duduk bersila di depan gereja

di sampingku ada seorang kakek tua tunanetra

aku sama sekali tak mengajaknya bicara

ia nampaknya enggan enggan untuk bicara

sibuk dengan merapal mantra

kuperhatikan sejak pagi dini hari

kedua tangannya menengadah ke langit

dilihat dari caran dia berdoa bisa disangka ia orang islam yang taat

tetapi kemudian aku berubah pikiran

setelah kudengarkan dengan seksama apa yang ia baca

bisa disangka ia orang tiong hoa

bacaannya serba Bahasa Mandarin

dan mengapa kakek tua ini memakai udeng dan kembang kamboja terselipkan di telinga

dan mengapa pula kakek tua ini memanjatkan doa di depan gereja

kebingungan mengepung pikiranku

sebenarnya orang apa yang ada sampingku

satu ciri khas yang kuat mematahkan ciri khas yang lain

cerminan satu berbalik banding dengan yang lain

dan kemudian dengan tanpa sadar aku berucap “jenengan niki tiang nopo Pak?”

“kulo abangan mas”, ucap kakek tua itu perlahan dan dengan tanpa ada rasa sungkan

[Kredit Lukisan Reiko Sitting oleh Kishida Ryusei (suasana yang tergambarakan)]

Bojonegoro, 6 April 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar