Jumat, 24 Maret 2023

Sebuah Jurnal #47

Ibuku Bernama Kartini



Kau tau tidak?

ibuku ini seorang penjahit hebat

Dikumpulkannya secercah kain lembaran sejarah dari tubuh wanita yang putih pucat

Wanita-wanita yang diremehkan oleh sejarah yang berlari begitu cepat

Dijahitnya lembaran sejarah yang telah keruh hitam pekat

Dirangkainya menjadi busana yang molek dan  memikat

Dipasangkanlah busana itu pada relung jiwa wanita tangguh dan kuat

Niscaya kelak akan menjadi perisai pelindung umat



Kau tau tidak?

Ibuku ini seorang penulis ulung

Torehan tintanya membikin mental kolonial melengkung

Tajam penanya menusuk dan mengoyak jantung

Lihat saja diksi katanya menyelam sedalam palung

Dibuatnya pentas puisi melengkingkan hak wanita di atas panggung

Habis Gelap Terbitlah Terang ialah kitab yang agung



Dan kau tau tidak?

Ibuku ini adalah manusia yang paling penyayang

Dia senantiasa sabar _meladeni_ anak anak bangsa yang ceriwis dan sumbang

Nampak dari tutur katanya yang lembut dan seharum kembang

Didekapnya sukma anak ibu pertiwi yang hampir saja tumbang

Menimang-nimang harapan dan doa nenek moyang yang disematkan pada cucu-cucu bangsa dengan penuh kasih sayang

Dikecupnya kening sang buah hati sembari berbisik, nak kamu musti kuat duniamu kelak jauh lebih licik dan bejat


(dibuat untuk konten peringatan ibu kartini di medsos BEM PKN STAN 2023)

~Choirul Annas

©2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar