Senin, 16 Desember 2024

Sebuah Jurnal #51

 

Oh libur ya



Disinilah aku

Termenung sendiri di dalam sebuah ruangan mungil

Duduk menghadap layar monitor

Sebut saja aku seorang penganggur

Pemuda baruh baya yang tak tahu harus berbuat apa

Cuti akhir tahun memang telah tiba

Tapi apa?

Aku memilih berdiam diri di ruangan pengap ini

Berjibaku dengan kehidupan yang tiada beda dengan hari perkuliahan

Oh ternyata sudah libur ya

Ahh aku sudah tak lagi terpesona dengan diksi itu

Bagiku liburan adalah keseharianku

Pulang pergi ke kampus bagiku adalah sebuah hiburan

Berkutat dengan tumpukan tugas adalah sebuah olahraga ringan

Ahh betapa membosankannya hidup

Sesekali kiranya berilah aku secuil petualangan misterius

Yaah barangkali aku menemukan secercah semangat hidup

Entah itu ketemukan dalam diri seorang gadis cantik atau seorang pengepul batu

Supaya hidup tak melulu seperti mimpi indah itu

Banyak orang berandai andai menjadi milyader dan pemilik perusahaan ternama

Menjadi orang paling beruntung di dunia dengan sekoper dollar amerika

Yaah begitulah mimpi payah para orang lemah

Bagiku hidup bukanlah soal mencari kesempurnaan

Buat apa menjadi sempurna di dunia yang fana

Mustahil, mustahil, dan mustahil

Berfikirlah dan gunakan otak mungilmu itu

Kau diciptakan bukan untuk mencapai derajat mulia

Tapi kau telah diciptakan dalam keadaan paling mulia

Rawatlah kemuliaan itu dengan penuh kesabaran

Pahami dan renungilah yang telah tuhan takdirkan

Maka cukuplah bagiku kau menjadi mulia tanpa harus sempurna

Sebab beribu kali kau mendebatkan perilah ketidaksempurnaanmu

Yang justru bagiku ketidaksempurnaan itu adalah mutlak kesempurnaan bagiku

Seperti itulah anggapan setiap orang berbeda terhadap satu kondisi yang sama

Maka tidak perlu perdulikan ocehan orang

Cukuplah bagiku, jadilah dirimu sendiri

Begitulah kiranya diriku menasehati otak mungilku

Tangerang Selatan, 16 Desember 2024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar