Upil
Segumpal upil nyelip disela lubang hidungmu
Bertapa diantara rimbunnya rambut hidungmu
Secercah cahaya menyelinap masuk ke sela sela lubang hidungmu
Aku semakin terpana ketika kau mengernyitkan hidung
Semakin jeli pula kulihat posisi upil itu
Rupanya sang upil sedikit bergeser ke arah kanan
Ahh kenapa pula kau menyeka hidungmu
Tidakkah kau tahu upil itu merasa semakin terusik
Sepertinya ia tak lagi betah di lubang sempit itu
Sekejap pandanganku teralihkan
Tiba tiba saja suaramu melengking keras
Sontak membuatku terperanjat
Rupanya aku tengah berada di perbincangan
Entah mengapa aku merasa bosan mendengar ceritamu itu
Kau yang selalu mengobral soal masa lalu
Aku menjadi jenuh dengan obrolan kita petang itu
Bisakah kita cukup saling memadu kasih
Menabur benih benih cinta
Menjajakan cerita cerita romantis
Meracik racun kesetiaan dan penghambaan
Alangkah durjananya dunia diciptkan jika tanpa sepenggal cinta
Maafkanlah aku terlanjur lala padamu
Aku merasa tak berdaya di hadapmu
Aku terjatuh dan terpontang panting karenamu
Sekali lagi kukatakan padamu
Aku mencintaimu layakmu upil yang bersarang di hidungmu, itu
Tangerang Selatan,
17 Desember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar