Senin, 16 Maret 2020

Sebuah Jurnal #24


Belajar Diam


From Google
Apa kau bisu kawanku?
Tak pernah membalas saat kuajak bicara
Diam saja
Kau bungkam erat mulut sucimu
Aku tahu omonganku tak berbobot
Tapi aku hanya ingin menyapamu
Menanyakan kabarmu
Apa kau alergi padaku
Maafkanku, aku menggunjingku dalam kataku
Tapi apa daya dari pada menggunjingmu didepan hidungmu
Lebih baik kusimpan saja rasa ini dalam kataku
Terselip dalam bait bait risauku
Bertanya Tanya apa salahku
Kecewaku dalam sikapmu
Gelisah dalam gundahku
Berjalan diujung kalbu
Pikiran meratap pada wajahmu
Sikap dingin itu
Diam diam hanya diam
Mungkin itulah harta karun dalam dirimu
Aku harus belajar padamu
Bukan malah memakimu
Angkatlah aku jadi muridmu
Aku mau berguru
Bertapa, jadi orang pendiam
Berdiam diri dalam kebisingan
Melawan arus media yang semakin melengking tajam
Lagi lagi aku harus belajar diam
Semoga dalam gemuruh kalbu
Kudapati diriku terkantuk kantuk dalam diam
Tenggelam
Melebur bersama alam
Berarak bersama awan
Melangkah bersama angin yang berputar
Menetap bersama batu besar
Terhimpit diatara lembah terjal
Mungkin disana kudapati diriku
tunduk bersama diam
Bojonegoro, 17 Maret 2020
Ahmad Choirul Annas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar