Sabtu, 18 November 2023

Sebuah Jurnal #50

 

Hati



Hati yang rapuh

Hati yang mudah luluh

Hati yang kotor dan keruh

Hati yang tak mudah untuk sembuh

Hati yang terlalu setia dan berharap bisa tumbuh

Hati yang lugu dan mudah sekali terbuai ambisi yang angkuh

 

Sebuah Jurnal #49

 Sebuah Hubungan



Seperti apa rasanya kepala digantung

Seperti apa rasanya hubungan tanpa saling berkabar

Seperti apa rasanya segelas air mata hangat

Seperti apa rasanya olahan hati cincang

Seperti apa enaknya menyantap sepiring harapan

 

Rabu, 04 Oktober 2023

Sebuah Jurnal #48

 

Puisi Seorang Terpelajar

Oleh Ahmad Choirul Annas


Telah sampai sudah kakiku melangkah

Kaki yang melangkah dengan gegabah

Tangan yang mengepal menahan lelahnya belajar

Mata yang memerah sebab terpaksa begadang setiap kali tugas datang

Badan yang setiap kali harus terpontang panting terseret hiruk pikuk dunia perkuliahan

Tubuh yang kerap kali terkapar lemah setiap pulang kuliah

Pikiran yang dipaksa tetap tenang meski kesibukan berdatangan dengan seribu tuntutan

Jumat, 24 Maret 2023

Sebuah Jurnal #47

Ibuku Bernama Kartini



Kau tau tidak?

ibuku ini seorang penjahit hebat

Dikumpulkannya secercah kain lembaran sejarah dari tubuh wanita yang putih pucat

Wanita-wanita yang diremehkan oleh sejarah yang berlari begitu cepat

Dijahitnya lembaran sejarah yang telah keruh hitam pekat

Dirangkainya menjadi busana yang molek dan  memikat

Dipasangkanlah busana itu pada relung jiwa wanita tangguh dan kuat

Niscaya kelak akan menjadi perisai pelindung umat

Senin, 05 April 2021

Sebuah Jurnal #46

 Kakek Tua Tunanetra



duduk bersila di depan gereja

di sampingku ada seorang kakek tua tunanetra

aku sama sekali tak mengajaknya bicara

ia nampaknya enggan enggan untuk bicara

sibuk dengan merapal mantra

kuperhatikan sejak pagi dini hari

kedua tangannya menengadah ke langit

dilihat dari caran dia berdoa bisa disangka ia orang islam yang taat

tetapi kemudian aku berubah pikiran

setelah kudengarkan dengan seksama apa yang ia baca

bisa disangka ia orang tiong hoa

Kamis, 18 Maret 2021

Sebuah Jurnal #45

                                                                        Bunyi Musik

Suara terompet adalah lengkingan merdu para pencopet

Degub rebana adalah detak jantung para ulama

Untaian senara gitar adalah lambaian tangan pendeta di dalam gereja

Lembut suara biola adalah empasan peluru tentara bersenjata

Ketukan tuts piano adalah entakan para penguasa kala sedang murka