Rabu, 19 Februari 2020

Sebuah Jurnal #07


Sajak Makan Malam


From Google
Malam itu tiba
Yang kunanti nantikan selama sepekan
Mengharap keuanganku bisa kembali normal
Dan pada dasarnya ini bukan hanya
Soal uang
Ini soal rasa
Rasa yang muncul tatkala dua insan saling berjauhan
Terkait jarak dan dikejar sang waktu yang terus berputar
seperti halnya anak manusia dan induknya
hidup menggantungkan nasib ibunya
dan ketika lahir
tangis bayi tumpah ruah
disambut suka duka oleh kerabat dan tetangga
harapan ibu bagi sang anak
semoga bisa membuat kami menangis tatkala engkau tiada
sebab jasa dan daya upaya yang engkau berikan
sumbangan bagi kemajuan bangsa
atau soal mengganjal lapar
dan bagaimanapun hidup mesti disambung
entah dengan tangis duka
atau ketawa suka cita
semoga aku bisa jadi yang engkau harapkan, ibu
hingga kau berikan nasi goreng buatan sendiri
yang akan kita santap bersama
di depan kantin yang belum buka
menu makan malam yang sederhana
yang kau hidangkan sejak 3 tahun yang lalu
kala aku masuk di kepondokan
nasi goreng yang kadang kala kau beli
dari penjual di depan stasiun
selalu saja bisa ku nikmati rasanya
gurih dan pedas, ciri khas cita rasa kota kelahiranku
suiran daging ayam
potongan sayur kol
dan bumbu yang meresap kuat
seakan menjadi penyihir obrolan kita
hari ini hari minggu
itu artinya seminggu lagi kau akan datang lagi kesini
di tempat ini
seminggu, 7 hari
bagiku waktu yang cukup singkat
tapi pernah juga kurasakan waktu berjalan lambat
saat saat awal aku masuk kepondokan
hari hari bagai sebuah ancaman
duniaku jauh dari rasa aman
tapi kebiasaan melatihku untuk tabah
mencoba menikmati penderitaan
yang awalnya menyakitkan
perlahan menjadi sebuah kenikmatan
terima kasih Tuhan
sebab penderitaan aku belajar hakikat
kebahagiaan
terima kasih ibu, tanpa mu
aku tak bisa seperti yang saat ini
jiwa yang saban hari ditatih
hati yang kerap kali di uji
dan raga yang terlatih untuk menahan diri
Bojonegoro, 20 Pebruari 2020
Ahmad Choirul Annas


1 komentar: